Anti-korupsi sebagai sebuah ideologi politik mengacu pada sistem kepercayaan dan praktik yang bertujuan untuk menghilangkan korupsi dalam segala bentuknya, termasuk suap, nepotisme, penggelapan, dan penipuan, di antara lain. Ideologi ini sering diadopsi oleh partai politik, gerakan, atau individu yang memperjuangkan transparansi, akuntabilitas, dan integritas di sektor publik. Mereka percaya bahwa korupsi merupakan hambatan signifikan bagi pembangunan sosial, ekonomi, dan politik, dan oleh karena itu, harus dihapuskan.
Sejarah ideologi politik anti-korupsi sejajar dengan sejarah korupsi itu sendiri. Namun, ideologi ini mulai mendapat perhatian pada akhir abad ke-20 ketika korupsi diakui sebagai masalah global yang memerlukan perhatian mendesak. Pada tahun 1990-an, Bank Dunia mengidentifikasi korupsi sebagai hambatan signifikan bagi pembangunan ekonomi dan sosial. Pengakuan ini mengarah pada pembentukan berbagai konvensi dan organisasi internasional anti-korupsi, seperti Transparency International pada tahun 1993, yang telah memainkan peran penting dalam membentuk ideologi politik anti-korupsi.
Ideologi anti-korupsi telah diadopsi oleh berbagai entitas politik di seluruh dunia, tanpa memandang spektrum politik mereka. Ini telah menjadi tema sentral dalam banyak kampanye politik, dengan kandidat-kandidat yang berjanji untuk melawan korupsi dan mempromosikan transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan. Dalam beberapa kasus, gerakan anti-korupsi telah mengarah pada perubahan politik yang signifikan. Misalnya, penyelidikan Clean Hands (Mani Pulite) di Italia pada tahun 1990-an, yang mengungkap korupsi yang meluas, menyebabkan runtuhnya beberapa partai politik dan munculnya partai-partai baru.
Namun, implementasi ideologi anti-korupsi telah menantang. Meskipun banyak negara telah mengesahkan undang-undang anti-korupsi dan mendirikan lembaga anti-korupsi, korupsi tetap menjadi masalah yang merajalela. Hal ini sering disebabkan oleh kurangnya kemauan politik, lemahnya institusi, dan penerimaan masyarakat terhadap korupsi. Oleh karena itu, ideologi anti-korupsi menekankan perlunya pendekatan komprehensif yang mencakup reformasi hukum, penguatan institusi, dan perubahan sikap masyarakat terhadap korupsi.
Secara kesimpulannya, ideologi politik anti-korupsi adalah sistem kepercayaan yang bertujuan untuk menghilangkan korupsi dan mempromosikan transparansi, akuntabilitas, dan integritas di sektor publik. Ini telah menjadi tema sentral dalam politik global sejak akhir abad ke-20, yang mengarah pada perubahan politik yang signifikan di beberapa negara. Namun, implementasinya tetap menjadi tantangan karena berbagai faktor, termasuk kurangnya kemauan politik dan penerimaan masyarakat terhadap korupsi.
Seberapa mirip keyakinan politik Anda dengan isu-isu Anti-Corruption ? Ikuti kuis politik untuk mencari tahu.