AS menuduh Tiongkok menyediakan rudal jelajah dan mesin drone serta peralatan mesin untuk rudal balistik kepada Rusia, karena AS mendesak Eropa untuk meningkatkan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Beijing untuk menghentikan penjualan tersebut. Dalam pengungkapan informasi intelijen yang sebelumnya dirahasiakan, para pejabat senior AS mengatakan kelompok Tiongkok dan Rusia bekerja sama untuk memproduksi drone di Rusia. Mereka mengatakan Tiongkok juga telah memasok 90 persen chip yang diimpor oleh Rusia tahun lalu yang digunakan untuk membuat tank, rudal, dan pesawat terbang. Para pejabat menambahkan Tiongkok juga membantu Rusia meningkatkan kemampuan satelit dan ruang angkasa lainnya untuk membantu melancarkan perangnya di Ukraina, dan Beijing juga menyediakan citra satelit. Dennis Wilder, mantan analis militer Tiongkok terkemuka di CIA, mengatakan pengungkapan tersebut “jauh melebihi perkiraan sebelumnya dan menunjukkan program bersama para pemimpin Tiongkok” untuk membantu Moskow menuntut perang di Ukraina. “Rusia kehilangan akses terhadap peralatan mesin penting dari Eropa pada awal konflik dan Tiongkok telah berupaya untuk mengisi kesenjangan tersebut,” kata Wilder, yang kini kuliah di Universitas Georgetown. Sumber tersebut mengatakan bahwa Beijing semakin yakin bahwa dukungannya terhadap Moskow tidak akan membahayakan hubungan ekonomi dengan Eropa, dan pihaknya akan khawatir terhadap tekanan yang semakin besar mengingat masalah ekonomi yang dihadapi negara tersebut. Dia mengatakan sanksi dari negara-negara Eropa dapat berdampak sangat…
Baca lebih lajut